Dalam
dunia fotografi anda tidak akan asing lagi dengan istilah
“aperture” bukaan, misalnya /F/22 atau
F/1.6.
Aperture
berkaitan dengan pencahayaan, salah satu terkait dengan cahaya, entah foto itu
yang kelebihan cahaya atau kekurangan cahaya bisa menjadi sumber masalahnya.
Terbentuk pada diafragma yang salah pada pengaturan aperture yang benar yaitu.
Jika aperture besar maka latar belakang objek menjadi kabur, namun jika
aperture kecil maka latar belakang objek menjadi tajam.
Contoh:
-Aperture Besar
![]() |
lensa beraperture besar memiliki kejelasan objek (kec 1/800 , F/1.8 focal length 50mm) |
Agar
tidak membingungkan, gunakanlah teknik berikut ini:
Yang
kecil, misalnya /F/1.8,F/1.2 dan jika dilensa normal 18-55mm, diafragma/F
terkecil hanya/3,5.
-Aperture
kecil
![]() | |
foto aperture kecil membutukan cahaya-cahaya tambahan seperti blitz atau lampu. (kec 1/160, f/9, focal lenght 21mm) |
Ditandai
dengan angka diafragma yang tinggi, memiliki konsekuensi dimana cahaya menjadi
jauh lebih sedikit masuk kedalam sensor gambar. Karena cahaya masuk sedikit.
Maka para fotografer kompensaj, agar cahaya yang masuk menjadi lebih banyak.
Misalnya:
- Merendahkan
kecepatan rana
Menggunakan
lampu biltz
Meningkatkan
ISO, namun Noise lebih banyak
0 comments:
Post a Comment